Melihat sebuah koin pastilah pikiran kita akan tertuju pada suatu
pendapat bahwa itu suatu hal yang kecil dan sepele. Suatu hal yang
dianggap sebagai pelengkap kekurangan yang sedikit untuk jumlah yang
banyak, atau bahkan sebagai cadangan terakhir untuk mempertahanka dalam
mengeksiskan hidup sehari-hari. Dan malah tidak dianggap sama sekali
atau tidak ada keberadaanya karena lupa. Wajar memang, jika sebuah koin
itu hanya dipakai ketika memang sangat membutuhkannya. Oh ya koin disini
saya tujukan berupa Uang recehan yang sering kita jumpai sehari-hari
seperti 100 rupiah, 500 rupiah dan 1000 rupiah. Dapat juga berupa koin
untuk main game di time zone, ding dong dsb. :)
Mengapa saya mengatakan diatas tadi bahwa jika sebuah koin itu hanya
dipakai ketika sangat membutuhkanya. Karena kebanyakan orang saat ini
sebagian besar menggunakan kekuatan koin itu memang disaat keadaan yang
sangat darurat saja. Semisal begini, jika anda sedang nongkrong ditempat
kuliner ya taruhlah di Angkringan Kopi Joss Tugu, ketika ada pengamen,
pengemis dll pastilah kita mencari-cari apa itu koin yang berupa uang
recehan seperti yang saya contohkan tadi diatas. Lalu, ketika anda
sedang ditempat umum, semisal terminal bus anda ingin membuang hajat
entah itu besar atau kecil pastilah anda akan mencari koin itu lagi yang
berupa uang receh untuk membayar ongkos toilet. Ketika saat anda masuk
dalam zona permainan yang membutuhkan koin untuk menjalankan sebuah
permainan entah itu dalam 1 kali permainan atau 1 kali putaran pastilah
anda akan mendapatkan koin itu dulu entah bagaimana caranya agar koin
itu bisa anda dapatkan. Bisa beli dikasir penjual koin ditempat
permainan tersebut, bisa ditukar dengan kupon yang anda kumpulkan dari
bonus-bonus dll.
Oh ya kelupaan, koin itu juga sangat
berharga sekali ketika untuk anak-anak kost diakhir bulan sembari
menanti kiriman bulanan dari orang tua, yaitu uang receh yang
dikumpulkan dari kembalian yang tak terpakai karena Cuma masuk kantong
dan terpaksa dikumpulkan disalah satu tempat dalam sudut kamar kost yang
lama kelamaan tanpa disadari koin-koin atau uang recehannya itu
menumpuk dan ternyata jadi sangat berharga. :)
Koin-Koin Keberuntungan Hidup
Kawan-kawanku sekalian, terkadang kita tidak menyadari betapa dari
hal-hal yang kecil itulah justru tersimpan makna dan kekuatan besar yang
kita tidak sadari. Bahkan kalau saya boleh berpendapat, bahwa
sebenarnya begitulah keberuntungan tercipta untuk diri kita sendiri.
Tentunya disini kita tidak boleh melupakan Allah Ta’ala Sang Maha
Pemberi Rezeki dan Rahmat-Nya kepada para hambanya. Maksud saya adalah
lebih pada ke ikhtiar yang kita lakukan atau bahasa panjangnya yaitu
lebih pada ke usaha dan kerja cerdas yang kita lakukan. Namun sering
kita tidak peduli atau melupakannya. Ikhtiar disini jika kita hubungkan
dengan contoh cerita kecil diatas tentang koin-koin tersebut dengan
keberuntungan yang tercipta untuk diri kita sendiri adalah berupa
doa’-doa’ yang akan kita lakukan kepada sang maha pencipta. Maka saya
katakan ini adalah kerja cerdas dan usaha kita yang akan bermain untuk
mendapatkan “saya sebut” yaitu “koin-koin keberuntungan hidup”.
Orang-orang banyak yang kurang istiqomah dalam melakukan ini, mengapa
saya bisa berpendapat demikian?? Ya, itu saya menilai dari dalam diri
pribadi saya dan lingkungan sekitar. Saya yakin kawan-kawan disini
istiqomah dalam menjalankanya ko’, karena memang perlu kesabaran dan
ketelatenan dalam melaksanakanya. :)
Koin-koin keberuntungan hidup yang saya maksud disini adalah berupa
doa’-doa’ yang akan kita lakukan kepada Sang Maha Pencipta. Kenapa saya
sebut harus kerja cerdas..?? jika kita jeli melihat peluang yang
diberikan oleh Allah Ta’ala maka kita akan mengetahui dan paham, bahwa
doa’ itu akan dikabulkan dan tidak akan ditolak ketika kita mengetahui
syarat- syaratnya. Disini pastinya kawan-kawan sekalian tahu bahwa doa’
itu akan sampai ketika rezeki yang kita makan adalah yang halal
(makanan, pakaian, usaha dll). Dan paling menentukan disini adalah Waktu
dan Tempat berdoa’ yang tepat, ada waktu yang Allah Ta’ala janjikan dan
sebutkan jika kita berdoa’ pada waktu-waktu tertentu maka doa’ kita
tidak akan tertolak dan akan dikabulkan, ada tempat yang Allah Ta’ala
janjikan dan sebutkan jika kita berdoa’ pada tempat-tempat tertentu maka
doa’ kita akan dikabulkan dan tidak tertolak. Nah, itulah menurut saya yang saya sebut dengan “Koin-koin keberuntungan hidup”.
Berdoa Di Waktu Yang Tepat
Yang akan saya soroti disini adalah waktu yang Allah Ta’ala janjikan
dan sebutkan jika kita berdoa’ pada waktu-waktu tertentu atau
waktu-waktu yang tepat. Mengapa yang tempat tidak?? Ya, karena untuk
masalah tempat itu sudah sangat jelas yaitu dimana dan disebelah mana.
Kawan-kawan pasti sudah pada tahu kan..?? :)
Mengapa
tadi saya katakan bahwa banyak orang yang tidak istiqomah memanfaatkan
waktu-waktu mustajab atau waktu-waktu yang tepat untuk berdoa’. Ya, ada
dua kemungkinan menurut saya yaitu yang pertama kemungkinan mereka memang tidak tahu dan kemungkinan kedua
adalah karena mereka pada tidak mau tahu. Baiklah, akan kita bahas
dengan kawan-kawan disini bagaimana kita bisa mendapatkan koin
keberuntungan hidup ini yang Insya Allah pasti Allah Ta’ala akan
mengabulkannya dan memberikanya kepada kita jika kita memahami dan
mengetahui secara mendalam serta meyakininya. Ingat kawan-kawan, janji
Allah Ta’ala itu pasti Ia tidak akan mengingkarinya berbeda jika
manusia berjanji, pasti kawan-kawan sudah mengetahui jawabannya.
1. Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir
Allah
Ta’ala mencintai hamba-Nya yang berdoa disepertiga malam yang terakhir.
Allah Ta’ala berfirman tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah
satunya:
"Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan” (QS. Adz Dzariyat: 18)
Sepertiga
malam yang paling akhir adalah waktu yang penuh berkah, sebab pada saat
itu Rabb kita Subhanahu Wa Ta’ala turun ke langit dunia dan mengabulkan
setiap doa hamba-Nya yang berdoa ketika itu. Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam:
“Rabb
kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap
malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku
kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang
yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari no.1145,
Muslim no. 758)
Nah
Kawan-kawan, dari hadits ini jelas bahwa sepertiga malam yang akhir
adalah waktu yang dianjurkan untuk memperbanyak berdoa. Lebih lagi di
bulan Ramadhan, bangun di sepertiga malam akhir bukanlah hal yang berat
lagi karena bersamaan dengan waktu makan sahur. Oleh karena itu,
manfaatkanlah sebaik-baiknya waktu tersebut untuk berdoa.
2. Ketika berbuka puasa
Waktu
berbuka puasa pun merupakan waktu yang penuh keberkahan, karena diwaktu
ini manusia merasakan salah satu kebahagiaan ibadah puasa, Ko’ bisa..?
Ya tentu saja bisa dunk yaitu diperbolehkannya makan dan minum setelah
seharian menahannya, sebagaimana hadits:
"Orang
yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa
dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak” (HR. Muslim,
no.1151)
Keberkahan
lain di waktu berbuka puasa adalah dikabulkannya doa orang yang telah
berpuasa, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
”Ada
tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika
berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang
terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban
no.2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)
Oleh
karena itu, jangan lewatkan kesempatan baik ini untuk memohon apa saja
yang termasuk kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Namun perlu diketahui
kawan-kawan, terdapat doa yang dianjurkan untuk diucapkan ketika
berbuka puasa, yaitu doa berbuka puasa. Sebagaimana hadits:
“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka puasa membaca doa: Dzahabaz zhamaa-u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah (‘Rasa
haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan.
Insya Allah’)” (HR. Abu Daud no.2357, Ad Daruquthni 2/401, dihasankan
oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/232)
3. Ketika Malam Lailatul Qadar
Malam
lailatul qadar adalah malam diturunkannya Al Qur’an. Malam ini lebih
utama dari 1000 bulan. Waw..!!! Luar Biasa… Sebagaimana firmanAllah
Ta’ala:
“Malam Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan” (QS. Al Qadr: 3)
Pada
malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa.
Sebagaimana yang diceritakan oleh Ummul Mu’minin Aisyah Radhiallahu’anha
“Aku
bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang
sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau
bersabda: Berdoalah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu
‘anni ['Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat
pemaaf, maka ampunilah aku'']”(HR. Tirmidzi, 3513, Ibnu Majah, 3119, At
Tirmidzi berkata: “Hasan Shahih”)
Pada
hadits ini Ummul Mu’minin ‘Aisyah Radhiallahu’anha meminta diajarkan
ucapan yang sebaiknya diamalkan ketika malam Lailatul Qadar. Namun
ternyata Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan lafadz doa.
Ini menunjukkan bahwa pada malam Lailatul Qadar dianjurkan memperbanyak
doa, terutama dengan lafadz yang diajarkan tersebut.
4. Ketika Adzan Berkumandang
Selain
dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama, saat adzan
dikumandangkan pun termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa. Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Doa
tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan
tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk,
ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al
Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)
5. Di antara Adzan dan Iqomah
Nah
ini dia, waktu jeda antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan waktu
yang dianjurkan untuk berdoa, berdasarkan sabda Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam:
“Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: “Hasan Shahih”)
Dengan
demikian jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara adzan dan iqamah
adalah berdoa, bukan shalawatan, atau membaca murattal dengan suara
keras, misalnya dengan menggunakan mikrofon. Selain tidak pernah
dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, amalan-amalan
tersebut dapat mengganggu orang yang berdzikir atau sedang shalat
sunnah. Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
“Ketahuilah,
kalian semua sedang bermunajat kepada Allah, maka janganlah saling
mengganggu satu sama lain. Janganlah kalian mengeraskan suara dalam
membaca Al Qur’an,’ atau beliau berkata, ‘Dalam shalat’,” (HR. Abu Daud
no.1332, Ahmad, 430, dishahihkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di
Nata-ijul Afkar, 2/16).
Selain
itu, orang yang shalawatan atau membaca Al Qur’an dengan suara keras di
waktu jeda ini, telah meninggalkan amalan yang di anjurkan oleh
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, yaitu berdoa. Padahal ini adalah
kesempatan yang bagus untuk memohon kepada Allah segala sesuatu yang ia
inginkan. Sungguh merugi jika ia melewatkannya.
6. Ketika Sedang Sujud Dalam Shalat
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Seorang
hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang
bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim, no.482)
7. Ketika Sebelum Salam Ketika Shalat Wajib
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah? Beliau bersabda:
“Diakhir malam dan diakhir shalat wajib” (HR. Tirmidzi, 3499)
Ibnu
Qayyim Al Jauziyyah dalam Zaadul Ma’ad (1/305) menjelaskan bahwa yang
dimaksud ‘akhir shalat wajib’ adalah sebelum salam. Dan tidak terdapat
riwayat bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabat
merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib. Ahli
fiqih masa kini, Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah berkata: “Apakah
berdoa setelah shalat itu disyariatkan atau tidak? Jawabannya: tidak
disyariatkan. Karena Allah Ta’ala berfirman:
“Jika
engkau selesai shalat, berdzikirlah” (QS. An Nisa: 103). Allah
berfirman ‘berdzikirlah’, bukan ‘berdoalah’. Maka setelah shalat
bukanlah waktu untuk berdoa, melainkan sebelum salam” (Fatawa Ibnu
Utsaimin, 15/216).
Namun
sungguh disayangkan kebanyakan kaum muslimin merutinkan berdoa meminta
sesuatu setelah salam pada shalat wajib yang sebenarnya tidak
disyariatkan, kemudian justru meninggalkan waktu-waktu mustajab yang
disyariatkan yaitu diantara adzan dan iqamah, ketika adzan, ketika sujud
dan sebelum salam.
8. Di Hari Jum’at
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam menyebutkan tentang hari Jumat kemudian
beliau bersabda: ‘Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa
ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’. Lalu beliau
mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut” (HR.
Bukhari 935, Muslim 852 dari sahabat Abu Hurairah Radhiallahu’anhu)
Ibnu
Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari ketika menjelaskan hadits ini
beliau menyebutkan 42 pendapat ulama tentang waktu yang dimaksud. Namun
secara umum terdapat 4 pendapat yang kuat.
Pendapat pertama, yaitu waktu sejak imam naik mimbar sampai selesai shalat Jum’at, berdasarkan hadits:
“Waktu
tersebut adalah ketika imam naik mimbar sampai shalat Jum’at selesai”
(HR. Muslim, 853 dari sahabat Abu Musa Al Asy’ari Radhiallahu’anhu).
Pendapat ini dipilih oleh Imam Muslim, An Nawawi, Al Qurthubi, Ibnul Arabi dan Al Baihaqi.
Pendapat kedua, yaitu setelah ashar sampai terbenamnya matahari. Berdasarkan hadits:
“Dalam
12 jam hari Jum’at ada satu waktu, jika seorang muslim meminta sesuatu
kepada Allah Azza Wa Jalla pasti akan dikabulkan. Carilah waktu itu di
waktu setelah ashar” (HR. Abu Daud, no.1048 dari sahabat Jabir bin
Abdillah Radhiallahu’anhu. Dishahihkan Al Albani di Shahih Abi Daud).
Pendapat ini dipilih oleh At Tirmidzi, dan Ibnu Qayyim Al Jauziyyah. Pendapat ini yang lebih masyhur dikalangan para ulama.
Pendapat
ketiga, yaitu setelah ashar, namun diakhir-akhir hari Jum’at. Pendapat
ini didasari oleh riwayat dari Abi Salamah. Ishaq bin Rahawaih, At
Thurthusi, Ibnul Zamlakani menguatkan pendapat ini.
Pendapat
keempat, yang juga dikuatkan oleh Ibnu Hajar sendiri, yaitu
menggabungkan semua pendapat yang ada. Ibnu ‘Abdil Barr berkata:
“Dianjurkan untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa pada dua waktu yang
disebutkan”. Dengan demikian seseorang akan lebih memperbanyak doanya di
hari Jum’at tidak pada beberapa waktu tertentu saja. Pendapat ini
dipilih oleh Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu ‘Abdil Barr.
9. Ketika Turun Hujan
Hujan
adalah nikmat Allah Ta’ala. Oleh karena itu tidak boleh mencelanya.
Sebagian orang merasa jengkel dengan turunnya hujan, padahal yang
menurunkan hujan tidak lain adalah Allah Ta’ala. Oleh karena itu,
daripada tenggelam dalam rasa jengkel lebih baik memanfaatkan waktu
hujan untuk berdoa memohon apa yang diinginkan kepada Allah Ta’ala:
“Doa
tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika
hujan turun” (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al
Jami’, 3078)
10. Hari Rabu antara Dzuhur dan Ashar
Sunnah
ini belum diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin, yaitu dikabulkannya
doa diantara shalat Zhuhur dan Ashar dihari Rabu. Ini diceritakan oleh
Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu:
“Nabi
shalallahu ‘alaihi wasalam berdoa di Masjid Al Fath 3 kali, yaitu hari
Senin, Selasa dan Rabu. Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu
diantara dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau.
Berkata Jabir : ‘Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada saya
kecuali saya memilih waktu ini untuk berdoa,dan saya mendapati
dikabulkannya doa saya‘”
Dalam riwayat lain:
“Pada
hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu di antara shalat Zhuhur dan
Ashar” (HR. Ahmad, no. 14603, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid, 4/15,
berkata: “Semua perawinya tsiqah”, juga dishahihkan Al Albani di Shahih
At Targhib, 1185)
11. Ketika Hari Arafah
Hari
Arafah adalah hari ketika para jama’ah haji melakukan wukuf di Arafah,
yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari tersebut dianjurkan memperbanyak
doa, baik bagi jama’ah haji maupun bagi seluruh kaum muslimin yang tidak
sedang menunaikan ibadah haji. Sebab Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
“Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah” (HR. At Tirmidzi, 3585. Di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi)
12. Ketika Perang Berkecamuk
Salah
satu keutamaan pergi ke medan perang dalam rangka berjihad di jalan
Allah adalah doa dari orang yang berperang di jalan Allah ketika perang
sedang berkecamuk, diijabah oleh Allah Ta’ala. Dalilnya adalah hadits
yang sudah disebutkan di atas:
“Doa
tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan
tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk,
ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al
Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”
13. Ketika Meminum Air Zam-zam
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya” (HR. Ibnu Majah, 2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah, 2502)
Itulah
uraian mengenai waktu-waktu yang paling dianjurkan untuk berdoa.
Mudah-mudahan Allah Ta’ala mengabulkan doa-doa kita, dan menerima amal
ibadah kita. Serta koin-koin yang berserakan bukan lagi kita gunakan
ketika saat kita membutuhkanya saja namun kita kumpulkan koin-koin
keberuntungan hidup tersebut untuk hidup yang lebih mulia baik di Dunia
maupun di Akhirat kelak. Aamiin..
Demikianlah, Wa Allah A'lam.